Followers

Wednesday, May 16, 2018

Tulisan

Pertama-tama,
Selamat Pagi, Tuan.

Aku ingin mengucapkan itu untukmu,
Karena mungkin ini adalah kali terakhir aku berani menyapamu. Mungkin ini adalah kali terakhir aku untuk bercerita kepadamu, Untuk menyampaikan kata hatiku, Yang berlawanan dengan isi pikiranku.

Tahukah kau,
Bahwa pelangi membutuhkan hujan untuk menampakkan indahnya, Bahwa pelangi bergantung pada tetesan airnya, Bahwa pelangi menghasilkan warnanya dengan bantuan cahaya, Bahwa pelangi bisa ada dengan pembiasan cahaya, Setelah hujan tepatnya.

Tetapi tunggu dulu, Tuan.
Pelangi itu berbohong. Terkadang ia muncul setelah selesainya hujan, Terkadang ia bersembunyi bersama omong kosong.

Seperti Tuan,
Yang muncul pada hariku dengan cahaya ,Yang membawa semua cerita dan ceria, Yang mewarna tiap canda dan tawa, Yang membangun kata kita,

Lantas,
Mengapa otak berbisik lain, Tuan? Apa karena tuan berbohong seperti pelangi? Atau hujan yang tak dapat membantu menutupi? Apa pelangi sudah bisa muncul tanpa hujan? Mungkin hujan sudah tiada arti, Atau pelangi sudah selesai disini.

Seperti pelangi yang menyuara keindahannya, Tuan,
Mengatakan benar alasannya.
Dan seperti hujan yang membuat pelangi berbohong, mungkin aku adalah sebabnya.



-- Snipperz
Aku, yang sudah membaca salam Tuan tadi malam.
Sebuah salam perpisahan.
Sebab Aku adalah Hujan yang tergantikan,
Karena kenyataan yang ditutupi Pelangi.

Preview

Seorang Kakek Buta Berjalan Menyusuri Gurun, Mengikuti Tali Untuk Pergi Ke Mesjid. Dan Beliau Melakukannya Setiap Hari.

Pecandu Hitam