Followers

Thursday, August 23, 2018

Cerpen: Sabar Yang Sebentar


Aku pernah belajar banyak hal dari pertemuan kita yang panjang, perjuangan kita yang juga panjang, tapi berakhir di persimpangan jalan. Kemudian kita meniti jalan yang berbeda. Jalan yang terlanjur kita pilih, meski baru selangkah. Sama sekali tidak ada pilihan untuk memutar balik. Sebab, kita tidak akan mampu menanggung risikonya.
Kesabaran yang seharusnya tidak berbatas, menjadi berbatas karena keadaan. Bukan karena kita yang tidak bisa menjaganya. Melainkan, kita yang dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit. Antara memilih keinginan kita atau keinginan mereka. Akhirnya kita menyadari, kalau sabar itu tidak hanya bicara tentang apa yang kita perjuangkan, tapi juga tentang apa yang harus kita korbankan.
Kini kita harus bersabar pada pengorbanan kita. Sebab, kita sama-sama percaya bahwa ke depan, pilihan-pilihan ini akan berakhir baik. Sebagaimana kita percaya bahwa dengan siapapun kita memilih teman diperjalanan, sepanjang ia adalah orang baik. Maka, jangan ada kekhawatiran.
Yogyakarta, Juli 2018 | ©kurniawangunadi

Preview

Seorang Kakek Buta Berjalan Menyusuri Gurun, Mengikuti Tali Untuk Pergi Ke Mesjid. Dan Beliau Melakukannya Setiap Hari.

Pecandu Hitam