Perkara hati adalah perkara yang tak mudah diprediksi.
Seorang lelaki gagah pun bisa saja tiba-tiba menangis karena kehilangan.
Seorang lelaki parlente pun bisa saja berkali-kali menangis karena ditinggalkan.
Rupanya hati tak pernah bergantung pada rupa, predikat, pekerjaan, kekayaan,
dan kedudukan. Hati adalah alam sendiri yang bisa bahagia dan sedih semaunya.
Menangislah dan jangan berhenti jika itu menenangkanmu
meski hanya untuk sesaat. Menangislah dan resapi jika itu mengurangi dukamu
meski tak lama. Tangisan bukan tanda kelemahan. Menangis adalah tanda hatimu
masih hidup meskipun redup, tanda masih bisa berharap dan membuat pilihan dalam
hidup. Bersyukurlah karena rindu nan sendu itu berhasil membuatmu menangis,
bahkan berkali-kali. Hatimu lembut. Jangan salah, yang menangis hari ini belum
tentu akan terus hidup dalam sedu-sedan di masa depan.
Jika kamu adalah orang yang kehilangan, ditinggalkan,
atau telah menyia-nyiakan kesempatan atas sebongkah hati manusia, sekalipun
susah tapi bersyukurlah saja. Bersyukur karena kamu hanya kehilangan manusia,
bukan kehilangan Allah. Bersyukur karena kamu hanya ditinggalkan manusia, bukan
ditinggalkan Allah. Bersyukur karena Allah tak pernah berpaling dan selalu
memberi kesempatan yang sangat luas sekalipun kamu terlalu sering
menyia-nyiakan-Nya.
Jangan kamu tolak rasa sedih dan sendu itu. Kamu bisa
jadikan itu energi untuk melawan balik. Bukan balas dendam, tapi untuk
melanjutkan hidup dengan versi terbaik dari dirimu. Pengalaman pahitnya
kehilangan adalah pengalaman yang berharga, yang mengajarkan kamu untuk menjadi
pribadi lebih baik yang menghargai sesuatu dan kesempatan yang kamu punya.
Well, kehilangan memang berat. Tapi kita adalah
orang-orang yang percaya. Yang percaya bahwa takdir itu ada, yang percaya bahwa
jodoh itu ada. Saat kehilangan terasa begitu berat, bayangkan saja bahwa kamu
akan dipertemukan dengan seseorang yang akan menyerahkan hati sepenuhnya
untukmu. Jangan jadikan dia yang di masa depan itu menjadi sia-sia untuk yang
kesekian kalinya, karena kamu berkewajiban memberikan hatimu padanya tanpa ada
luka segores pun.
Barangkali kamu hanya butuh waktu untuk kembali pulih.
Nikmati saja jika memang harus menangis. Al-Qur’an adalah obat dan penawar,
cobalah sembuhkan hatimu dengan membacanya perlahan. Aku tak tahu kapan kamu
akan pulih, tapi setidaknya percayalah bahwa Al-Qur’an adalah penawar hati yang
luka. Tangismu itu akan lebih bernilai jika diiringi bacaan Al-Qur’an meskipun
sambil terbata.
Jangan berhenti memikirkan masa depan. Masa lalu
adalah bagian dari dirimu yang tak akan hilang, tapi kamu tak lagi hidup di
situ. Dimensi tempatmu hidup adalah hari ini yang terus berjalan maju. Akan
banyak sekali tempat yang kamu singgahi dan orang yang kamu temukan. Aku adalah
orang yang sangat percaya, bahwa kelak kamu akan menemukan seseorang yang
menjadi tempat pulangmu, yang akan membuatmu bersyukur memilikinya, dan yang
akan menghapus penyesalanmu yang telah lalu.
Allah tak pernah meninggalkanmu, Sahabatku.
“Do not lose hope. Nor be sad.”
(Surah Ali Imran: 139)
(Surah Ali Imran: 139)
- Taufik Aulia